Makalh Keseimbangan Konsumen

BAB I
PENDAHUALUAN
1.1.   Latar Belakang
Setiap manusia mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhannya . Kebutuhan  akan barang dan jasa tersebut membuat manusia harus memilih sumber daya yang ada.  Kegiatan individu dalam memilih barang-barang  yang akan dibeli dan dikonsumsinya dapat memberikan gambaran yang cukup  jelas tentang prinsip-prinsip pemaksimuman kepuasan dalam memilih berbagai barang keperluannya. Dalam mengukur kepuasan tersebut terdapat beberapa teori dan pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan prinsip pemaksimuman kepuasan oleh seorang konsumen yang mempunyai pendapatan terbatas.
Tingkat kepuasan maksimum konsumen dapat dicapai pada waktu konsumen dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Bagaimana konsumen dapat memenuhi kebutuhan konsumen? Ada beberapa faktor yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen antara lain: pendapatan konsumen, harga barang dan selera konsumen . pada situasi tertentu konsumen menghadapi beberapa pilihan dalam menentukan barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya, perlu kombinasi yang pas dan ada yang dikorbankan dalam mencapai kepuasan yang sesuai dengan pendapatnya. Oleh sebab itu, perlu adanya keseimbangan konsumen untuk mengetahui percapaian  kepuasan yang ada dengan pendapatan yang tersedia.

1.2.   Rumusan Masalah
1.2.1        Apa itu Perilaku Konsumen?
1.2.2        Apakah yang dimaksud Garis Anggaran?
1.2.3        Bagaimana penjelasan keseimbangan konsumen itu?

1.3.   Tujuan Masalah
1.3.1.      Mengetahui apa itu Perilaku Konsumen
1.3.2.      Mengetahui apakah yang dimaksud Garis Anggaran
1.3.3.      Mengetahui bagaimana penjelasan keseimbangan konsumen itu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.      Konsep Perilaku Konsumen
Tingkat kepuasan maksimum konsumen dapat dicapai pada waktu konsumen dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen antara lain: pendapatan konsumen, harga barang dan selera konsumen.
Sir John R. Hicks dalam analisis kurva kepuasan sama, menjelaskan bahwa kurva kepuasan sama dan garis anggaran. Hal ini mewujudkan hubungan antara pendapatan konsumen, harga barang dan selera konsumen dalam pencapaian maksimum kepuasan konsumen.
2.1.1.      Kurva Kepuasan Sama
Adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan (kombinasi) produk- produk yang akan memberikan kegunaan (kepuasan) yang sama besarnya. Analisis kurva kepuasan sama meliputi penggambaran dua macam kurva, yaitu  kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran. Berikut beberapa asumsi yang mendasari teori kurva kepuasan sama:
a.         Rasionalitas, dimana konsumen akan berusaha meningkatkan kepuasannya atau akan memilih tingkat kepuasan yang tertinggi yang bisa dicapai.
b.        Konveksitas, yaitu bentuk kurva indifference cembung dari titik origin dari sumbu absis dan ordinat.
c.         Nilai guna, tergantung pada jumlah barang yang dikonsumsi.
d.        Transitivitas, yaitu konsumen akan menjatuhkan pada pilihan yang terbaik dari beberapa pilihan.
e.         Kurva indifference tidak boleh bersinggungan atau saling berpotongan.
Untuk menggambarkan kurva kepuasan sama perlu dimisalkan bahwa seseorang konsumen hanya akan membeli dan mengkonsumsi dua macam barang saja. Misalnya makanan dan pakaian. Pemisalan- pemisalan lain adalah cita rasa masyarakat tidak berubah dan konsumen bebas untuk menentukan kombinasi barang makanan dan pakaian yang diinginkannya.
Dalam tabel dibawah kombinasi barang yang mewujudkan kepuasan sama ditunjukkan enam gabungan makanan dan pakaian yang akan memberikan kepuasan sama besarnya kepada seorang konsumen. Gabungan manapun akan memberikan kepuasan yang sama, oleh karena itu maka dikatakanlah konsumen bersikap indifference yaitu bersikap acuh tak acuh dalam membuat pilihan tersebut.
gambar 2.1 Gabungan Makanan dan Pakaian yang Memberikan Kepuasan Sama








Berdasarka kepada gabungan-gabungan A, B, C, D, E dan F yang ditunjukkan dalam tabel. Jika titik A, B, C, D, E dan F dihubungkan akan diperoleh kurva kepuasan sama. Dengan demikian kurva kepuasan sama dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya
Gambar 2.2.  Kurva Kepuasan Sama :

2.1.2.      Tingkat Penggantian Marginal
Tingkat Penggantian Marginal yaitu penggantian yang menggambarkan besarnya pengorbanan ke atas konsumsi sesuatu barang (makanan) untuk menaikkan konsumsi satu barang lainnya (pakaian) dan pada waktu yang sama  tetap mempertahankan tingkat kepuasaan yan diperolehnya. Tingkat penggantian marginal yang semakin bertambah kecil ini disebabkan oleh faktor berikut:
a.         Pada waktu konsumen mempunyai suatu barang Y yang relatif banyak jumlahnya dan barang X yang lebih sedikit jumlahnya, diperlukan pengurangan konsumsi yang besar ke atas barang Y untuk memperoleh satu tambahan barang X; akan tetapi
b.        Semakin banyak barang X yang akan diperoleh, semakin sedikit pengurangan konsumsi barang Y yang harus dilakukan untuk memperoleh satu barang X.
c.         Akibat dari tingkat penggantian marginal yang semakin kecil tersebut maka kurva kepuasan sama semakin lama semakin kurang kecondongannya atau bentuk kurva kepuasaan sama adalah cekung ke titik 0
.
2.1.3.      Peta Kurva Kepuasan Sama
Gambar 2..3 Peta Kurva Kepuasan Sama
Dari gambar diatas dibuat sekumpulan kurva kepuasan sama dari seorang konsumen yang menkonsumsi makanan dan pakaian. Kurva U2 menggambarkan makanan dan pakaian yang terdapat dalam sebelumnya
Setiap kurva kepuasan sama menggambarkan suatu tingkat kepuasan tertentu. Kurva yang lebih tinggi menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih besar dari kurva yang dibawahnya. Tingkat kepuasan yang digambarkan oleh U4 adalah lebih besar daripada kurva-kurva lain. Yang digambarkan oleh kurva U3 lebih besar daripada U2 dan U1 dan demikian seterusnya hingga dapat disimpulkan bahwa:
a.         Gabungan yang digambarkan oleh kurva yang berada dibawah kurva yang pertama adalah lebih sedikit jumlahnya. Ini berarti kepuasan yang diperoleh lebih sedikit.
b.        Gabungan yang digambarkan oleh kurva yang berada di atas kurva yang pertama adalah lebih banyak jumlahnya. Maka kepuasan dari mengkonsumsinya juga lebih banyak.

2.2.      Garis Anggaran
Kurva kepuasan sama menggambarkan keinginan konsumen untuk memperoleh barang- barang dan kepuasan yang akan dinikmatinya dari mengkonsumsi barang tersebut. Di dalam kenyataannya, konsumen tidak dapat memperoleh semua barang yang diinginkannya, sebab ia dibatasi dengan pendapatan  yang dapat dibelanjakan. Dengan demikian permasalahan yang dihadapi konsumen adalah: “Bagaimanakah ia harus membelanjakan pendapatan yang ada padanya sehingga pengeluaran tersebut menciptakan kepuasan yang paling maksimum kepadanya?”. Analisis yang dibuat perlu pula menggambarkan garis anggaran pengeluaran yang menunjukkan berbagai gabungan barang-barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu.
Contoh Angka
Seperti juga halnya dalam menggambarkan kurva kepuasan sama, dalam menggambarkan garis anggaran pengeluaran perlu dimisalkan bahwa konsumen akan membeli dua jenis barang saja. Misalkan seorang konsumen menyediakan uang sebanyak Rp 90.000,00 setiap unit dan harga pakaian adalah Rp 9.000 setiap unit. Berdasarkan pada pemisalan ini, di dalam table 8.2 ditunjukkan beberapa gabungan makanan yang dibeli oleh uang (sebanyak Rp 90.000) yang dimiliki konsumen tersebut.
Kalau konsumen tersebut membeli 15 unit makanan, ia harus membayar 15 X Rp 6.000 = Rp 90.000. Oleh karena itu, tidak seunit pakaian pun dapat dibelinya. Gabungan A menggambarkan keadaan ini. Gabungan F menggambarkan keadaan yang sebaliknya. Konsumen tersebut membeli 10 unit pakaian dan untuk pembelian ini ia harus membayar sebanyak 10 X Rp 9.000 = Rp 90.000. Dengan demikian tidak seunit pun makanan yang dibelinya. Dalam kenyataan, biasanya konsumen akan membeli kedua jenis barang tersebut. Oleh karena itu gabungan B sampai E adalah beberapa gabungan makanan dan pakaian yang lebih mungkin dibeli dengan menggunakan uang yang dimiliki konsomen di atas.



Gambar 2..4  Garis Anggaran
Dalam gambar di atas ditunjukkan garis anggaran penegeluaran. Seperti yang telah didefinisikan sebelum ini, setiap titik pada garis tersebut merupakan gabungan makanan dan pakaian yang dapat dibeli dengan dana yang akan dibelanjakan konsumen yaitu Rp 90.000.
Titik yang berada pada garis anggaran pengeluaran misalnya titik Y yang menunjukkan gabungan 10 unit pakaian dan 9 unit makana, menggambarkan gabungan yang tidak dapat dibeli dengan uang yang dimiliki konsumen. Karena harga pakaian adalah Rp 9.000 dan harga makanan adalah Rp 6.000 maka gabungan yang ditunjukkan oleh titik Y memerlukan uang sebanyak (10 X Rp 9.000 + 9 X Rp 6.000) = Rp 144.000, yang berarti dperlukan Rp 54.000 lagi untuk membeli gabungan barang tersebut. Titik X adalah gabungan barang yang dapat dibeli dan uang yang tersedia masih tersisa.
Hal yang mempengaruhi Garis Anggaran pengeluaran yaitu Akibat Perubahan Harga. Perubahan garis anggaran pengeluaran yang disebabkan oleh perubahan harga ditunjukkan dalam gambar 8.4 (i). Dimisalkan pendapatan konsumen Rp 90.000, harga makanan Rp 6.000 dan harga pakaian Rp 9.000. Maka permulaanya garis anggaran pengeluaran adalah AB. Selanjutnya dimisalkan harga pakaian naik menjadi Rp 15.000 sedangkan harga makanan tetap. Akibat perubahan ini, pendapatan sebanyak Rp 90.000 hanya dapat membeli 6 unit pakaian. Berarti garis anggaran pengeluaran bergerak dari AB kea rah seperti yang ditunjukkan oleh anak panah a, yaitu menjadi garis AC. Sekarang misalkan pula harga pakaian menjadi Rp 6.000 yang menyebabkan pertambahan jumlah pakaian yang dapat dibeli, yaitu menjadi 15 unit apabila semua pendapatan digunakan untuk membeli pakaian. Maka garis anggaran pengeluaran bergerak ke anak panah b, yaitu menjadi AD.
Gambar 2.5 Garis Anggran Pengeluaran
Gambar diatas menunjukkan akibat dari perubahan pendapatan konsumen ke atas kemampuannya untuk membeli makanan dan pakaian. Pemisalan permulaan pada gambar tersebut adalah sama  seperti menerangkan perubahan harga, yaitu pendapatan adalah Rp 90.000, harga makanan Rp 6.000 dan harga pakaian Rp 9.000. Maka permulaanya garis anggaran pengeluaran adalah bPQ. Kalau harga tetap dan pendapatan menurun menjadi Rp 54.000 maka hanya sebanyak 9 unit makanan atau 6 unit pakaian yang dapat dibeli. Dengan demikian garis anggaran pengeluaran telah bergeser secara sejajar ke kiri seperti  pada garis RS. Sebaliknya apabila pendpatan bertambah menjadi Rp 108.000 sedangkan harga pakaian dan makanan tidak berubah, maka pendapatan tersebut akan dapat membeli 18 unit makanan atau 12 unit pakaian, yaitu menjadi garis TU.
Syarat untuk Mencapai Kepuasan Maksimum
Dengan diketahui cita rasa konsumen dan berbagai gabungan barang yang dibeli konsumen dapatlah ditunjukkan keadaan dimana konsumen akan mencapai kepuasan maksimum. Seperti di gambar pada grafik di bawah
Dalam menggambarkan garis anggaran pengeluaran dimisalkan konsumen tersebut akan berbelanja sebanyak Rp 150.000. Barang yang dikonsumsinya adalah makanan dan pakaian  di mana harga masing- masing tersebut adalah Rp 2.500 dan Rp 3.000. Garis anggaran pengeluaran yang dibuat berdasarkan kepada pemisalan ini memotong kurva kepuasan sama U1 di A dan D; memotong kurva kepuasan sama U2 di B dan C, dan menyinggung kurva kepuasan sama U3 di E. Kurva kepuasan sama U4 tidak dipotong atau disinggung sama sekali.
Gambar 2.6 Pemaksimuman kepuasan Konsumen
Akibat Perubahan Pendapatan dan Harga
Apakah yang terjadi kepada keseimbangan pemaksimuman kepuasan konsumen apabila pendapatan atau harga mengalami perubahan? Tentunya keseimbangan tersebut akan mengalami perubahan. Kalau titik- titik keseimbangan yang diwujudkan oleh perubahan pendapatan dihubungkan maka akan terdapat suatu kurva yang dinamakan garis pendapatan-konsumsi. Suatu kurva juga akan diperoleh apabila dihubungkan titik keseimbangan yang diwujudkan oleh perubahan harga dan kurva itu dinamakan garis harga-konsumsi.
Garis Pendapatan-Konsumsi
Perubahan pendapatan dapat memindahkan garis anggaran pengeluaran sejajar dengan asal. Pertambahan pendapatan akan memindahkan garis itu ke atas dan pengurangan pendapatan akan memindahkan garis itu ke bawah. Pada setiap garis anggaran pengeluaran akan terdapat pada satu kurva kepuasan sama yang menyinggung garis tersebut. Titik persinggungan tersebut adalah keseimbangan pemaksimuman kepuasan yang baru.
Pada waktu pendapatan adalah Y, garis anggaran pengeluaran seperti ditunjukkan oleh garis a. Dan E adalah keseimbangan yang menggambarkan pemaksimuman kepuasan. Apabila pendapatan naik ke Y1, menyebabkan garis anggaran pengeluaran menjadi garis b dan keseimbangan yang baru adalah E1. Pertambahan pendapatan yang lebih lanjut memindahkan keseimbangan, misalnya ke E2. Garis pendapatan-konsumsi adalah garis yang bermula dari  titik origin (0) dan melalui titik-titik keseimbangan E, E2, E3,dan seterusnya.
Gambar 2.7
Garis Harga-Konsumsi
Perubahan harga akan mengubah kecondongan garis anggaran pengeluaran. Dimisalkan pada mulanya garis anggaran pengeluaran adalah garis AB. Garis itu disinggung oleh kurva kepuasan sama U3 di titik E yang menunjukkan kedudukan yang menciptakan kepuasan maksimum kepada konsumen.
Jika dimisalkan pendapatan tetap dan harga makanan tetap, tetapi harga pakaian berubah, yaitu dimisalkan harga pakaian naik. Maka garis anggaran pengeluaran pindah ke garis AC dan garis ini disinggung oleh kurva kepuasan sama U2 di titik E1 dan ini merupakan titik kepuasan konsumen yang baru. Harga pakaian dimisalkan naik kembali sehingga garis anggaran pengeluaran berubah menjadi seperti yang ditunjukkan oleh garis AD. Kurva kepuasan U1 menyinggungnya di titik E2 berarti titik ini adalah keseimbang baru. Kalau titik E, E1, E2 dan titik-titik keseimbangan seperti itu dihubungkan maka diperoleh kurva yang dinamakan garis harga-konsumsi.
Gambar 2.8


Efek Penggantian Dan Efek Pendapatan
Hukum permintaan menyatakan ceteris paribus yaitu kalau harga naik permintaan berkurang atau sebaliknya kalau harga turun permintaan bertambah. Hal ini dapat diterangkan dengan menganalisis dua faktor: efek penggantian dan efek pendapatan. Penurunan harga akan menambah permintaan karena: Konsumen lebih banyak mengkonsumsi barang itu dan mengurangi konsumsi barang lain (efek penggantian) Penurunan harag menambah pendapatan riil konsumen dan kenaikan pendapatan riil ini akan menambah konsumsi berbagai barang (efek pendapatan).
Gambar 2.9
2.2.1.      Kurva Indiferen
Kurva indiferen adalah kurva yang menghubungkan titik-titik keseimbangan kombinasi untuk memperoleh 2 macam barang yang mempunyai tingkat kepuasan yang sama.
Asumsi utama ketika seorang manajer menganalisis perilaku konsumen akan melakukan pilihan secara rasional. Ketika seorang konsumen pergi ke pasar, toko atau supermarket, maka konsumen tersebut telah mendefinisikan dengan jelas akan selera dan kesukaannya. Dengan anggaran yang terbatas dan harga produk yang tertentu, seorang konsumen harus mengalokasikan anggarannya agar memperoleh kepuasan maksimum. Untuk penyerdahaan, dianggap scorang konsumen menghadapi dua pilihan T dan U (dapat berupa sekelompok barang dan jasa). Di dalam menghadapi dua pilihan ini seorang konsumen dianggap, memenuhi kaidah-kaidah berikut:
a.       Kelengkapan
Untuk setiap pilihan T dan U, konsumen dapat memutuskan apakah T lebih disukai dari U, atau U lebih disukai dari T, atau T sama disukai dengan U. Hal ini dapat dituliskan sebagai T>U, U>T, atau T-U. Kaidah kelengkapan memungkinkan seorang konsumen dapat mengurutkan kombinasi produk dari yang paling tidak disukai sampai paling disukai. Walaupun kadang-kadang seorang konsumen mungkin tidak bisa menentukan kombinasi produk yang paling disukai karena informasi yang dimiliki tentang produk tersebut sangat sedikit.
b.      Semakin banvak semakin disukai
Kaidah ini berarti bahwa sepanjang karakteristik lain sama, maka jumlah produk yang lebih sedikit. Dalam beberapa hal mungkin dapat ditemui kondisi semakin banyak semakin tidak disukai (misalnya makan kekenyangan). Tetapi kondisi ini lebih berhubungan dengan kontrol pribadi seseorang, misalnya tidak bisa menahan diri dari makan terlalu banyak atau tidak bisa menyimpan untuk masa depan. Pada dasamya secara umum kaidah semakin banyak semakin disukai tetap dapat berlaku.
Gambar 2.10  peta indeferent
2.3. Keseimbangan Konsumen
Tingkat kepuasan maksimum konsumen tercapai pada waktu kurva indiferen bersinggungan dengan garis anggaran. Pertanyaannya bagaimana kalau kurva indiferen berpotongan garis anggaran atau menjauhi garis anggaran? Jawabannya adalah tidak memenuhi syarat, karena baik kurva indiferen yang memotong maupun yang menjauhi, kedua-duanya telah terjadi pemborosan untuk kurva indiferen yang memotong garis anggaran. Tingkat kepuasan yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan anggaran yang dikeluarkan. Untuk kurva indiferen yang menjauhi garis anggaran yang diperoleh dari hutang, sehingga tidak memenuhi kepuasan konsumen.
Kurva indiferen menunjukan selera konsumen. Sesuai dengan kaidah semakin banyak semakin disukai, maka seseorang konsumen akan berusaha untuk mencapai kurva indiferen yang tinggi, karena hal ini akan memberikan kombinasi produk yang paling banyak. Akan tetapi terdapat satu hal yang membatasi seseorang konsumen hanya dapat mencapai kurva indiferen tertentu yaitu garis anggaran. Dengan anggaran tertentu yang dimiliki, konsumen akan berusaha mencapai kurva indiferen yang paling tinggi.
Titik P, Q dan R semuanya menghabiskan seluruh anggaran yang dimiliki konsumen karena semua terletak pada garis anggaran. Manakah di antara tiga kombinasi ini yang memberikan kepuasan tertinggi bagi konsumen? Kombinasi Q memberikan kepuasan yang lebih tinggi bagi konsumen dibandingkan kombinasi P karena terletak pada kurva indiferen yang lebih tinggi. Kombinasi Q dapat dijangkau oleh konsumen karena masih berada pada garis anggaran. Dengan demikian jika konsumen memilih kombinasi P daripada Q, maka konsumen itu bertindak lebih tidak efesien, karena dengan anggaran yang sama, kombinasi Q memberikan kepuasan yang lebih tinggi.
Apakah kombinasi Q adalah pilihan yang paling baik? Jawabanya adalah tidak. Kombinasi Q, memang menghabiskan seluruh anggaran. Keseimbangan konsumen sepanjang garis anggaran yang baru tergantung pada selera konsumen dan hubungann antara kedua produk bersubtitusi atau berkomplemen. Jika T dan U saling bersubstitusi, maka kenaikan (penurunan) harga T akan mengakibatkan kenaikan (penurunan) jumlah produk U yang diminta.
Jika T dan U saling berkomplemen, maka kenaikan (penurunan) harga T akan menurunkan (menaikkan) jumlah produk U yang diminta.
Hubungan antara produk T dan U berkomplemen ditunjukkan oleh gambar 2.11. Keseimbangan
konsumen berubah dari titik P ke titik Q. Jumlah konsumsi produk T dan produk U, keduanya bertambah.
Gambar 2.11
2.3.1.      Perubahan Keseimbangan
1)        Perubahan Harga dan Perilaku Konsumen
Jika harga produk berubah, maka garis anggaran konsumen akan berubah sehingga akhirnya keseimbangan konsumen juga akan berubah. Dimisalkan harga T menurun dari PTI menjadi PT2 maka garis anggaran berputar keluar. Pilihan tersedia bagi konsumen semakin banyak, sehingga konsumen juga memperoleh kepuasan yang lebih tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh titik Q yang terletak pada kurva indiferen yang lebih tinggi.
Gambar 2.12 Peningkatan pendapatan (T produk inferior dan U produk normal)


2)      Perubahan Pendapatan dan Perilaku Konsumen
Pada tingkat bawah, kebutuhan makan dan rumah adalah dua hal yang paling dasar dan penting.
a.         Tunjukkan dengan grafik bahwa jika rumah merupakan produk inferior, maka makan harus produk normal.
b.         Jika makan adalah produk normal, haruskan rumah merupakan produk inferior, jelaskan dan tunjukkan dengan grafik
Gambar 2.13 Makan Produk Normal
Gambar 2.14 Rumah Produk Inferior atau Normal

a.       Jika terjadi penurunan pendapatan, permintaan rumah akan meningkat dari R, menjadi R2. Konsumsi akan makan yang mungkin adalah antara daerah U-V. Dimisalkan di titik W. Jadi konsumsi makan akan menurun. Maka makan haruslah produk normal  
b.       Jika makan adalah produk normal, maka ketika terjadi penurunan pendapatan, permintaan untuk makan akan turun. Keseimbangan konsumsi mula-mula adalah di titik T dengan konsumsi makan sebesar M. 'Keseimbangan konsumen setelah penurunan pendapatan haruslah terletak antara U-V. Dalam hal ini terdapat dua kemungkinan. Jika Keseimbangan berada di titik W, berarti rumah adalah produk normal. Tetapi jika keseimbangan konsumen berada di titik X, maka rumah adalah produk inferior
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono.1994.Mikro Ekonom Teori Pengantar.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada



Comments

Popular Posts