Makalh Keseimbangan Konsumen
BAB
I
PENDAHUALUAN
1.1.
Latar Belakang
Setiap manusia mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhannya .
Kebutuhan akan barang dan jasa tersebut
membuat manusia harus memilih sumber daya yang ada. Kegiatan individu dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya dapat
memberikan gambaran yang cukup jelas
tentang prinsip-prinsip pemaksimuman kepuasan dalam memilih berbagai barang
keperluannya. Dalam mengukur kepuasan tersebut terdapat beberapa teori dan
pendekatan yang digunakan untuk mewujudkan prinsip pemaksimuman kepuasan oleh
seorang konsumen yang mempunyai pendapatan terbatas.
Tingkat kepuasan maksimum konsumen dapat dicapai pada waktu
konsumen dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Bagaimana konsumen dapat
memenuhi kebutuhan konsumen? Ada beberapa faktor yang dapat memenuhi kebutuhan
konsumen antara lain: pendapatan konsumen, harga barang dan selera konsumen . pada
situasi tertentu konsumen menghadapi beberapa pilihan dalam menentukan barang
dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya, perlu kombinasi yang pas dan ada
yang dikorbankan dalam mencapai kepuasan yang sesuai dengan pendapatnya. Oleh
sebab itu, perlu adanya keseimbangan konsumen untuk mengetahui percapaian kepuasan yang ada dengan pendapatan yang
tersedia.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1
Apa
itu Perilaku Konsumen?
1.2.2
Apakah
yang dimaksud Garis Anggaran?
1.2.3
Bagaimana
penjelasan keseimbangan konsumen itu?
1.3.
Tujuan Masalah
1.3.1.
Mengetahui
apa itu Perilaku Konsumen
1.3.2.
Mengetahui
apakah yang dimaksud Garis Anggaran
1.3.3.
Mengetahui
bagaimana penjelasan keseimbangan konsumen itu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Konsep Perilaku Konsumen
Tingkat kepuasan maksimum konsumen dapat dicapai pada waktu
konsumen dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Ada beberapa faktor yang
dapat memenuhi kebutuhan konsumen antara lain: pendapatan konsumen, harga
barang dan selera konsumen.
Sir John R. Hicks dalam analisis kurva kepuasan sama, menjelaskan
bahwa kurva kepuasan sama dan garis anggaran. Hal ini mewujudkan hubungan
antara pendapatan konsumen, harga barang dan selera konsumen dalam pencapaian
maksimum kepuasan konsumen.
2.1.1.
Kurva Kepuasan Sama
Adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan (kombinasi) produk-
produk yang akan memberikan kegunaan (kepuasan) yang sama besarnya. Analisis
kurva kepuasan sama meliputi penggambaran dua macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran
pengeluaran. Berikut beberapa asumsi yang mendasari teori kurva kepuasan sama:
a.
Rasionalitas,
dimana konsumen akan berusaha meningkatkan kepuasannya atau akan memilih
tingkat kepuasan yang tertinggi yang bisa dicapai.
b.
Konveksitas,
yaitu bentuk kurva indifference cembung dari titik origin dari sumbu absis dan
ordinat.
c.
Nilai
guna, tergantung pada jumlah barang yang dikonsumsi.
d.
Transitivitas,
yaitu konsumen akan menjatuhkan pada pilihan yang terbaik dari beberapa
pilihan.
e.
Kurva
indifference tidak boleh bersinggungan atau saling berpotongan.
Untuk
menggambarkan kurva kepuasan sama perlu dimisalkan bahwa seseorang konsumen hanya
akan membeli dan mengkonsumsi dua macam barang saja. Misalnya makanan dan
pakaian. Pemisalan- pemisalan lain adalah cita rasa masyarakat tidak berubah
dan konsumen bebas untuk menentukan kombinasi barang makanan dan pakaian yang
diinginkannya.
Dalam tabel
dibawah kombinasi barang yang mewujudkan kepuasan sama ditunjukkan enam
gabungan makanan dan pakaian yang akan memberikan kepuasan sama besarnya kepada
seorang konsumen. Gabungan manapun akan memberikan kepuasan yang sama, oleh
karena itu maka dikatakanlah konsumen bersikap indifference yaitu
bersikap acuh tak acuh dalam membuat pilihan tersebut.
Berdasarka
kepada gabungan-gabungan A, B, C, D, E dan F yang ditunjukkan dalam tabel. Jika
titik A, B, C, D, E dan F dihubungkan akan diperoleh kurva kepuasan sama.
Dengan demikian kurva kepuasan sama dapat didefinisikan sebagai suatu kurva
yang menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang
sama besarnya
Gambar 2.2. Kurva Kepuasan
Sama :
2.1.2.
Tingkat Penggantian Marginal
Tingkat
Penggantian Marginal yaitu penggantian yang menggambarkan besarnya pengorbanan
ke atas konsumsi sesuatu barang (makanan) untuk menaikkan konsumsi satu barang
lainnya (pakaian) dan pada waktu yang sama
tetap mempertahankan tingkat kepuasaan yan diperolehnya. Tingkat
penggantian marginal yang semakin bertambah kecil ini disebabkan oleh faktor
berikut:
a.
Pada
waktu konsumen mempunyai suatu barang Y yang relatif banyak jumlahnya dan
barang X yang lebih sedikit jumlahnya, diperlukan pengurangan konsumsi yang
besar ke atas barang Y untuk memperoleh satu tambahan barang X; akan tetapi
b.
Semakin
banyak barang X yang akan diperoleh, semakin sedikit pengurangan konsumsi
barang Y yang harus dilakukan untuk memperoleh satu barang X.
c.
Akibat
dari tingkat penggantian marginal yang semakin kecil tersebut maka kurva
kepuasan sama semakin lama semakin kurang kecondongannya atau bentuk kurva
kepuasaan sama adalah cekung ke titik 0
.
.
2.1.3.
Peta Kurva Kepuasan Sama
Gambar 2..3 Peta Kurva Kepuasan Sama
Dari gambar
diatas dibuat sekumpulan kurva kepuasan sama dari seorang konsumen yang
menkonsumsi makanan dan pakaian. Kurva U2 menggambarkan makanan dan pakaian
yang terdapat dalam sebelumnya
Setiap kurva
kepuasan sama menggambarkan suatu tingkat kepuasan tertentu. Kurva yang lebih
tinggi menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih besar dari kurva yang
dibawahnya. Tingkat kepuasan yang digambarkan oleh U4 adalah lebih besar
daripada kurva-kurva lain. Yang digambarkan oleh kurva U3 lebih besar daripada
U2 dan U1 dan demikian seterusnya hingga dapat disimpulkan bahwa:
a.
Gabungan
yang digambarkan oleh kurva yang berada dibawah kurva yang pertama adalah lebih
sedikit jumlahnya. Ini berarti kepuasan yang diperoleh lebih sedikit.
b.
Gabungan
yang digambarkan oleh kurva yang berada di atas kurva yang pertama adalah lebih
banyak jumlahnya. Maka kepuasan dari mengkonsumsinya juga lebih banyak.
2.2.
Garis Anggaran
Kurva kepuasan sama menggambarkan keinginan konsumen untuk
memperoleh barang- barang dan kepuasan yang akan dinikmatinya dari mengkonsumsi
barang tersebut. Di dalam kenyataannya, konsumen tidak dapat memperoleh semua
barang yang diinginkannya, sebab ia dibatasi dengan pendapatan yang dapat dibelanjakan. Dengan demikian
permasalahan yang dihadapi konsumen adalah: “Bagaimanakah ia harus
membelanjakan pendapatan yang ada padanya sehingga pengeluaran tersebut
menciptakan kepuasan yang paling maksimum kepadanya?”. Analisis yang dibuat
perlu pula menggambarkan garis anggaran pengeluaran yang menunjukkan berbagai
gabungan barang-barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu.
Contoh Angka
Seperti juga
halnya dalam menggambarkan kurva kepuasan sama, dalam menggambarkan garis
anggaran pengeluaran perlu dimisalkan bahwa konsumen akan membeli dua jenis
barang saja. Misalkan seorang konsumen menyediakan uang sebanyak Rp 90.000,00
setiap unit dan harga pakaian adalah Rp 9.000 setiap unit. Berdasarkan pada
pemisalan ini, di dalam table 8.2 ditunjukkan beberapa gabungan makanan yang dibeli
oleh uang (sebanyak Rp 90.000) yang dimiliki konsumen tersebut.
Kalau konsumen
tersebut membeli 15 unit makanan, ia harus membayar 15 X Rp 6.000 = Rp 90.000.
Oleh karena itu, tidak seunit pakaian pun dapat dibelinya. Gabungan A
menggambarkan keadaan ini. Gabungan F menggambarkan keadaan yang sebaliknya.
Konsumen tersebut membeli 10 unit pakaian dan untuk pembelian ini ia harus
membayar sebanyak 10 X Rp 9.000 = Rp 90.000. Dengan demikian tidak seunit pun
makanan yang dibelinya. Dalam kenyataan, biasanya konsumen akan membeli kedua
jenis barang tersebut. Oleh karena itu gabungan B sampai E adalah beberapa
gabungan makanan dan pakaian yang lebih mungkin dibeli dengan menggunakan uang
yang dimiliki konsomen di atas.
Gambar 2..4 Garis Anggaran
Dalam gambar di
atas ditunjukkan garis anggaran penegeluaran. Seperti yang telah didefinisikan
sebelum ini, setiap titik pada garis tersebut merupakan gabungan makanan dan
pakaian yang dapat dibeli dengan dana yang akan dibelanjakan konsumen yaitu Rp
90.000.
Titik yang
berada pada garis anggaran pengeluaran misalnya titik Y yang menunjukkan
gabungan 10 unit pakaian dan 9 unit makana, menggambarkan gabungan yang tidak
dapat dibeli dengan uang yang dimiliki konsumen. Karena harga pakaian adalah Rp
9.000 dan harga makanan adalah Rp 6.000 maka gabungan yang ditunjukkan oleh
titik Y memerlukan uang sebanyak (10 X Rp 9.000 + 9 X Rp 6.000) = Rp 144.000,
yang berarti dperlukan Rp 54.000 lagi untuk membeli gabungan barang tersebut.
Titik X adalah gabungan barang yang dapat dibeli dan uang yang tersedia masih
tersisa.
Hal yang
mempengaruhi Garis Anggaran pengeluaran yaitu Akibat Perubahan Harga. Perubahan
garis anggaran pengeluaran yang disebabkan oleh perubahan harga ditunjukkan
dalam gambar 8.4 (i). Dimisalkan pendapatan konsumen Rp 90.000, harga makanan
Rp 6.000 dan harga pakaian Rp 9.000. Maka permulaanya garis anggaran
pengeluaran adalah AB. Selanjutnya dimisalkan harga pakaian naik menjadi Rp
15.000 sedangkan harga makanan tetap. Akibat perubahan ini, pendapatan sebanyak
Rp 90.000 hanya dapat membeli 6 unit pakaian. Berarti garis anggaran
pengeluaran bergerak dari AB kea rah seperti yang ditunjukkan oleh anak panah
a, yaitu menjadi garis AC. Sekarang misalkan pula harga pakaian menjadi Rp
6.000 yang menyebabkan pertambahan jumlah pakaian yang dapat dibeli, yaitu
menjadi 15 unit apabila semua pendapatan digunakan untuk membeli pakaian. Maka
garis anggaran pengeluaran bergerak ke anak panah b, yaitu menjadi AD.
Gambar 2.5
Garis Anggran Pengeluaran
Gambar diatas menunjukkan akibat
dari perubahan pendapatan konsumen ke atas kemampuannya untuk membeli makanan
dan pakaian. Pemisalan permulaan pada gambar tersebut adalah sama seperti menerangkan perubahan harga, yaitu
pendapatan adalah Rp 90.000, harga makanan Rp 6.000 dan harga pakaian Rp 9.000.
Maka permulaanya garis anggaran pengeluaran adalah bPQ. Kalau harga tetap dan
pendapatan menurun menjadi Rp 54.000 maka hanya sebanyak 9 unit makanan atau 6
unit pakaian yang dapat dibeli. Dengan demikian garis anggaran pengeluaran
telah bergeser secara sejajar ke kiri seperti
pada garis RS. Sebaliknya apabila pendpatan bertambah menjadi Rp 108.000
sedangkan harga pakaian dan makanan tidak berubah, maka pendapatan tersebut
akan dapat membeli 18 unit makanan atau 12 unit pakaian, yaitu menjadi garis
TU.
Syarat untuk Mencapai Kepuasan Maksimum
Dengan diketahui cita rasa konsumen
dan berbagai gabungan barang yang dibeli konsumen dapatlah ditunjukkan keadaan
dimana konsumen akan mencapai kepuasan maksimum. Seperti di gambar pada grafik
di bawah
Dalam menggambarkan garis anggaran
pengeluaran dimisalkan konsumen tersebut akan berbelanja sebanyak Rp 150.000.
Barang yang dikonsumsinya adalah makanan dan pakaian di mana harga masing- masing tersebut adalah
Rp 2.500 dan Rp 3.000. Garis anggaran pengeluaran yang dibuat berdasarkan
kepada pemisalan ini memotong kurva kepuasan sama U1 di A dan D; memotong kurva
kepuasan sama U2 di B dan C, dan menyinggung kurva kepuasan sama U3 di E. Kurva
kepuasan sama U4 tidak dipotong atau disinggung sama sekali.
Gambar 2.6 Pemaksimuman kepuasan
Konsumen
Akibat Perubahan Pendapatan dan Harga
Apakah yang terjadi kepada
keseimbangan pemaksimuman kepuasan konsumen apabila pendapatan atau harga
mengalami perubahan? Tentunya keseimbangan tersebut akan mengalami perubahan.
Kalau titik- titik keseimbangan yang diwujudkan oleh perubahan pendapatan dihubungkan
maka akan terdapat suatu kurva yang dinamakan garis pendapatan-konsumsi. Suatu
kurva juga akan diperoleh apabila dihubungkan titik keseimbangan yang
diwujudkan oleh perubahan harga dan kurva itu dinamakan garis harga-konsumsi.
Garis Pendapatan-Konsumsi
Perubahan pendapatan dapat
memindahkan garis anggaran pengeluaran sejajar dengan asal. Pertambahan
pendapatan akan memindahkan garis itu ke atas dan pengurangan pendapatan akan
memindahkan garis itu ke bawah. Pada setiap garis anggaran pengeluaran akan
terdapat pada satu kurva kepuasan sama yang menyinggung garis tersebut. Titik
persinggungan tersebut adalah keseimbangan pemaksimuman kepuasan yang baru.
Pada waktu pendapatan adalah Y,
garis anggaran pengeluaran seperti ditunjukkan oleh garis a. Dan E adalah
keseimbangan yang menggambarkan pemaksimuman kepuasan. Apabila pendapatan naik
ke Y1, menyebabkan garis anggaran pengeluaran menjadi garis b dan keseimbangan
yang baru adalah E1. Pertambahan pendapatan yang lebih lanjut memindahkan
keseimbangan, misalnya ke E2. Garis pendapatan-konsumsi adalah garis yang
bermula dari titik origin (0) dan
melalui titik-titik keseimbangan E, E2, E3,dan seterusnya.
Gambar 2.7
Garis Harga-Konsumsi
Perubahan harga akan mengubah
kecondongan garis anggaran pengeluaran. Dimisalkan pada mulanya garis anggaran
pengeluaran adalah garis AB. Garis itu disinggung oleh kurva kepuasan sama U3
di titik E yang menunjukkan kedudukan yang menciptakan kepuasan maksimum kepada
konsumen.
Jika dimisalkan pendapatan tetap dan
harga makanan tetap, tetapi harga pakaian berubah, yaitu dimisalkan harga
pakaian naik. Maka garis anggaran pengeluaran pindah ke garis AC dan garis ini
disinggung oleh kurva kepuasan sama U2 di titik E1 dan ini merupakan titik
kepuasan konsumen yang baru. Harga pakaian dimisalkan naik kembali sehingga
garis anggaran pengeluaran berubah menjadi seperti yang ditunjukkan oleh garis
AD. Kurva kepuasan U1 menyinggungnya di titik E2 berarti titik ini adalah
keseimbang baru. Kalau titik E, E1, E2 dan titik-titik keseimbangan seperti itu
dihubungkan maka diperoleh kurva yang dinamakan garis harga-konsumsi.
Gambar 2.8
Efek Penggantian Dan Efek Pendapatan
Hukum permintaan menyatakan ceteris
paribus yaitu kalau harga naik permintaan berkurang atau sebaliknya kalau harga
turun permintaan bertambah. Hal ini dapat diterangkan dengan menganalisis dua
faktor: efek penggantian dan efek pendapatan. Penurunan harga akan menambah
permintaan karena: Konsumen lebih banyak mengkonsumsi barang itu dan mengurangi
konsumsi barang lain (efek penggantian) Penurunan harag menambah pendapatan
riil konsumen dan kenaikan pendapatan riil ini akan menambah konsumsi berbagai
barang (efek pendapatan).
Gambar 2.9
2.2.1.
Kurva Indiferen
Kurva indiferen adalah kurva yang menghubungkan titik-titik
keseimbangan kombinasi untuk memperoleh 2 macam barang yang mempunyai tingkat
kepuasan yang sama.
Asumsi utama ketika seorang manajer menganalisis perilaku konsumen
akan melakukan pilihan secara rasional. Ketika seorang konsumen pergi ke pasar,
toko atau supermarket, maka konsumen tersebut telah mendefinisikan dengan jelas
akan selera dan kesukaannya. Dengan anggaran yang terbatas dan harga produk yang
tertentu, seorang konsumen harus mengalokasikan anggarannya agar memperoleh
kepuasan maksimum. Untuk penyerdahaan, dianggap scorang konsumen menghadapi dua
pilihan T dan U (dapat berupa sekelompok barang dan jasa). Di dalam menghadapi
dua pilihan ini seorang konsumen dianggap, memenuhi kaidah-kaidah berikut:
a.
Kelengkapan
Untuk setiap
pilihan T dan U, konsumen dapat memutuskan apakah T lebih disukai dari U, atau
U lebih disukai dari T, atau T sama disukai dengan U. Hal ini dapat dituliskan
sebagai T>U, U>T, atau T-U. Kaidah kelengkapan memungkinkan seorang
konsumen dapat mengurutkan kombinasi produk dari yang paling tidak disukai
sampai paling disukai. Walaupun kadang-kadang seorang konsumen mungkin tidak
bisa menentukan kombinasi produk yang paling disukai karena informasi yang
dimiliki tentang produk tersebut sangat sedikit.
b.
Semakin
banvak semakin disukai
Kaidah ini
berarti bahwa sepanjang karakteristik lain sama, maka jumlah produk yang lebih
sedikit. Dalam beberapa hal mungkin dapat ditemui kondisi semakin banyak
semakin tidak disukai (misalnya makan kekenyangan). Tetapi kondisi ini lebih
berhubungan dengan kontrol pribadi seseorang, misalnya tidak bisa menahan diri
dari makan terlalu banyak atau tidak bisa menyimpan untuk masa depan. Pada
dasamya secara umum kaidah semakin banyak semakin disukai tetap dapat berlaku.
Gambar 2.10 peta indeferent
2.3. Keseimbangan Konsumen
Tingkat
kepuasan maksimum konsumen tercapai pada waktu kurva indiferen bersinggungan
dengan garis anggaran. Pertanyaannya bagaimana kalau kurva indiferen
berpotongan garis anggaran atau menjauhi garis anggaran? Jawabannya adalah
tidak memenuhi syarat, karena baik kurva indiferen yang memotong maupun yang
menjauhi, kedua-duanya telah terjadi pemborosan untuk kurva indiferen yang
memotong garis anggaran. Tingkat kepuasan yang diterima lebih kecil
dibandingkan dengan anggaran yang dikeluarkan. Untuk kurva indiferen yang
menjauhi garis anggaran yang diperoleh dari hutang, sehingga tidak memenuhi
kepuasan konsumen.
Kurva indiferen
menunjukan selera konsumen. Sesuai dengan kaidah semakin banyak semakin
disukai, maka seseorang konsumen akan berusaha untuk mencapai kurva indiferen
yang tinggi, karena hal ini akan memberikan kombinasi produk yang paling
banyak. Akan tetapi terdapat satu hal yang membatasi seseorang konsumen hanya
dapat mencapai kurva indiferen tertentu yaitu garis anggaran. Dengan anggaran
tertentu yang dimiliki, konsumen akan berusaha mencapai kurva indiferen yang
paling tinggi.
Titik P, Q dan
R semuanya menghabiskan seluruh anggaran yang dimiliki konsumen karena semua
terletak pada garis anggaran. Manakah di antara tiga kombinasi ini yang
memberikan kepuasan tertinggi bagi konsumen? Kombinasi Q memberikan kepuasan
yang lebih tinggi bagi konsumen dibandingkan kombinasi P karena terletak pada
kurva indiferen yang lebih tinggi. Kombinasi Q dapat dijangkau oleh konsumen
karena masih berada pada garis anggaran. Dengan demikian jika konsumen memilih
kombinasi P daripada Q, maka konsumen itu bertindak lebih tidak efesien, karena
dengan anggaran yang sama, kombinasi Q memberikan kepuasan yang lebih tinggi.
Apakah
kombinasi Q adalah pilihan yang paling baik? Jawabanya adalah tidak. Kombinasi
Q, memang menghabiskan seluruh anggaran. Keseimbangan konsumen sepanjang garis
anggaran yang baru tergantung pada selera konsumen dan hubungann antara kedua
produk bersubtitusi atau berkomplemen. Jika T dan U saling bersubstitusi, maka
kenaikan (penurunan) harga T akan mengakibatkan kenaikan (penurunan) jumlah
produk U yang diminta.
Jika T dan U
saling berkomplemen, maka kenaikan (penurunan) harga T akan menurunkan
(menaikkan) jumlah produk U yang diminta.
Hubungan
antara produk T dan U berkomplemen ditunjukkan oleh gambar 2.11. Keseimbangan
konsumen
berubah dari titik P ke titik Q. Jumlah konsumsi produk T dan produk U, keduanya
bertambah.
Gambar
2.11
2.3.1.
Perubahan
Keseimbangan
1)
Perubahan
Harga dan Perilaku Konsumen
Jika harga
produk berubah, maka garis anggaran konsumen akan berubah sehingga akhirnya
keseimbangan konsumen juga akan berubah. Dimisalkan harga T menurun dari PTI
menjadi PT2 maka garis anggaran berputar keluar. Pilihan tersedia bagi konsumen
semakin banyak, sehingga konsumen juga memperoleh kepuasan yang lebih tinggi.
Hal ini ditunjukkan oleh titik Q yang terletak pada kurva indiferen yang lebih
tinggi.
Gambar 2.12 Peningkatan pendapatan (T produk inferior dan U produk
normal)
2)
Perubahan
Pendapatan dan Perilaku Konsumen
Pada
tingkat bawah, kebutuhan makan dan rumah adalah dua hal yang paling dasar dan
penting.
a.
Tunjukkan
dengan grafik bahwa jika rumah merupakan produk inferior, maka makan harus
produk normal.
b.
Jika
makan adalah produk normal, haruskan rumah merupakan produk inferior, jelaskan
dan tunjukkan dengan grafik
Gambar
2.13 Makan Produk Normal
Gambar
2.14 Rumah Produk Inferior atau Normal
a.
Jika
terjadi penurunan pendapatan, permintaan rumah akan meningkat dari R, menjadi
R2. Konsumsi akan makan yang mungkin adalah antara daerah U-V. Dimisalkan di
titik W. Jadi konsumsi makan akan menurun. Maka makan haruslah produk normal
b.
Jika makan adalah produk normal, maka ketika
terjadi penurunan pendapatan, permintaan untuk makan akan turun. Keseimbangan
konsumsi mula-mula adalah di titik T dengan konsumsi makan sebesar M.
'Keseimbangan konsumen setelah penurunan pendapatan haruslah terletak antara
U-V. Dalam hal ini terdapat dua kemungkinan. Jika Keseimbangan berada di titik
W, berarti rumah adalah produk normal. Tetapi jika keseimbangan konsumen berada
di titik X, maka rumah adalah produk inferior
DAFTAR
PUSTAKA
Sukirno, Sadono.1994.Mikro Ekonom Teori Pengantar.Jakarta:PT.
Raja Grafindo Persada
Comments
Post a Comment